NANGGROE ACEH DARUSSALAM
“Untuk Pilpres 9 Juli 2014 mendatang, netralitas TNI-Polri harus tetap dijaga dan dilaksanakan. Jangan sampai mundur, dirusak dan jangan pula kita khianati reformasi TNI-Polri yang telah dilaksanakan dengan tidak mudah,” instruksi Presiden SBY kepada Perwira Tinggi TNI-Polri di Auditorium Gedung Pierre Tendean, Kementerian Pertahanan, Jakarta Senin, (2/6).
Di hadapan 282 perwira tinggi, Presiden SBY sampaikan adanya informasi yang telah diklarifikasi mengenai adanya pihak-pihak yang berupaya menarik sejumlah perwira tinggi untuk mengambil sisi atau berpihak pada kubu politik tertentu. Presiden pandang bahwa hal semacam ini bukanlah godaan politik semata, namun sebenarnya mengajari seorang perwira untuk menabrak Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
Walaupun begitu, Presiden SBY menekankan bahwa seorang TNI-Polri boleh
menjadi pemimpin politik, namun yang bersangkutan haruslah mundur dari
jabatannya di TNI-Polri. “Era Dwi Fungsi ABRI telah berakhir,” tegas
Presiden SBY.
Presiden SBY juga menyampaikan intensinya untuk membangun sebuah tradisi baru dalam pergantian kepemimpinan di Indonesia, dimana tercipta tradisi politik baik yang meneduhkan, mulia sehingga rakyat akan suka cita menerima pergantian kepemimpinan tersebut.
Presiden SBY sampaikan bahwa usai sidang MPR nantinya, beliau akan menyambut Presiden mendatang di Istana Kepresidenan dan kemudian, incoming dan outcoming leader akan bersama menerima penghormatan.
Presiden SBY juga menyampaikan intensinya untuk membangun sebuah tradisi baru dalam pergantian kepemimpinan di Indonesia, dimana tercipta tradisi politik baik yang meneduhkan, mulia sehingga rakyat akan suka cita menerima pergantian kepemimpinan tersebut.
Presiden SBY sampaikan bahwa usai sidang MPR nantinya, beliau akan menyambut Presiden mendatang di Istana Kepresidenan dan kemudian, incoming dan outcoming leader akan bersama menerima penghormatan.
0 komentar:
Posting Komentar