Banda Aceh- Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, Selasa (6/5) menerima
kunjungan Nico Schermers, Kepala Bagian Politik Kedutaan Besar Kerajaan
Belanda di pendopo Gubernur.
Nico banyak bertanya mengenai pendidikan, dan pelaksanaan syariat islam di Aceh.
Pertemuan tersebut juga membahas mengenai kemungkinan kerjasama di
bidang pendidikan, terutama pendidikan dan transfer tekhnologi di bidang
water managemen dan abrasi pantai yang belum tuntas di Aceh.
“Transfer tekhnologi di bidang ini sangat penting bagi Aceh,” ujar Gubernur,”
Nico mempersilakan Pemerintah Aceh untuk mengirimkan proposal mengenai
kemungkinan beasiswa. Dan membuka peluang Pejabat Aceh untuk belajar
Tekhnologi water managemen dan abrasi pantai di Nedherland.
Ia menekankan syarat yang paling penting adalah kemampuan berbahasa Inggris dengan baik.
Nico menjelaskan, hubungan Belanda dengan Aceh juga cukup baik dalam
bidang pendidikan, ia mengungkapkan bahwa Aceh adalah daerah yang sangat
strategis untuk dijadikan tempat belajar penanggulangan bencana.
Doto Zaini menjelaskan, mengenai Memorandum of Understanding (MoU)
Helsinki, Pemerintah Aceh berusaha sekuat tenaga untuk merealisasikan
beberapa butir MoU Helsinki yang belum selesai.
“Sebenarnya ini
harus selesai dua tahun sepelah MoU Helsinki, namun sampai hari ini ada
beberapa regulasi yang belum selesai, ini yang sedang kita usahakan,”
Nico juga mengucapkan juga selamat atas pelaksanaan pemilu yang
berjalan lancar pada 9 April lalu. “Selamat karena anda dan rakyat Aceh
telah melaksanakan pemilu damai, menang kalah biasa, yang penting adalah
prosesnya berjalan lancar,”
Mengenai pelaksanaan Syariat Islam di
Aceh, Gubernur menegaskan bahwa Aceh menujukkan toleransi yang tinggi
dalam beragama. Di Aceh ada gereja dan wihara, mereka tidak dipaksa
untuk mengikuti ajaran agama Islam.
“Syariat Islam di terapkan di
Aceh karena mayoritas berpenduduk muslim, namun non muslim dipersilakan
beribadah dengan tenang di Aceh,”
“Jadi jangan takut bagi non muslim
untuk datang ke Aceh, mereka tidak dipaksa untuk memakai jelbab, namun
berbusana yang sopan, menghormati kearifan lokal Aceh,” papar Gubernur.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Asisten Pembangunan, Ekonomi dan
Keistimewaan Aceh, Azhari, Staf ahli bidang SDM dan Keistimewaan Aceh,
M. Yani, Kepala Bappeda Aceh, Prof. Abu Bakar dan Kepala Inspektorat
Aceh, Syahrul. []humasaceh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar